Minggu, 10 April 2011

Mendulang Emas dari Tumpukan Styrofoam


Liputan6.com, Jakarta: Limbah styrofoam yang tak dapat diurai oleh alam merupakan masalah besar bagi lingkungan. Sebab jika dibakar asap hitamnya menjadi polusi udara, tapi kalau dibuang bisa menjadi penyebab banjir.

Namun di tangan Surani, warga Tipar, Cakung, Jakarta Timur, limbah styrofoam dapat diubah menjadi batako. Selain kuat, batako buatannya juga dipercaya dapat meredam suara dan getaran.

Menurut Surani, awalnya styrofoam yang ada hanya digunakan untuk pengurukan tanah. Kemudian dia menjadikannya sebagai material tambahan pembuatan batako. Selain menghemat bahan baku pasir, campuranstyrofoam dipercaya kuat sekaligus dapat meredam suara dan getaran.

Surani mengungkapkan, pembuatan batako karyanya amat sederhana. Dia mencampur 50 persen styrofoam, 40 persen pasir, dan 10 persen semen. Kemudian dibentuk dengan menggunakan cetakan batako atau cetakan kayu. Dalam sehari Surani dapat memproduksi ratusan batako.

Ide memanfaatkan limbah itu didapat Surani saat melihat tumpukan styrofoam di pintu air yang menyebabkan banjir di Jakarta. Lalu dia mengambil styrofoam dari sana dan mencari juga di tempat pembuangan akhir sampah atau yang sudah menjadi limbah pabrik.

Belakangan Surani tak hanya membuat batako. Dia juga membuat berbagai benda seni dari limbah styrofoam yang dicampur dengan limbah kertas. Karyanya antara lain berupa kaligrafi dan bingkai foto.

Selain memanfaatkan limbah, Surani juga mengurangi limbah sehingga membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Itulah sebabnya dia meraih berbagai penghargaan sebagai praktisi lingkungan. Sebab, ia berhasil mendaur ulang produk styrofoam, plastik, dan kertas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar