Seperti sudah menjadi
kebiasaan rutin dan sudah menjadi tradisi bahwa dalam dunia pesepakbolaan
khususnya di Indonesia terjadi kericuhan antar suporter. Bahkan kadang-kadang
juga terjadi kerusuhan antar pemain itu sendiri, official dengan wasit, atau
bahkan pemain dengan suporternya sendiri. Sikap supporter kita yang belum
dewasa dalam menerima kekalahan yang diderita timnya itu lah yang biasanya
menjadi penyebab terjadinya kericuhan dalam suatu pertandingan sepak bola.
Dengan kata lain perlu adanya serangkaian tindakan untuk mencegah tindak
anarkisme melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, dan
pemeriksaan. dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sepakbola
Indonesia kembali diguncang prahara. Belum habis konflik di pengurusan PSSI,
kini ditambah lagi oleh "oknum" supporter yang tidak bertanggung jawab. Di Liga ISL saat
Persija jumpa Persib di Jakarta, korban sudah berjatuhan. Kini di Liga IPL waktu Persebaya
menjamu Persija, hal serupa terjadi lagi.
Disengaja atau tidak, ada dua hal lucu pada kejadian ini. Pertama, peristiwa yang mengenaskan
itu terjadi di stadion Gelora. Baik itu Stadion 10 November maupun Stadion Bung Karno !
Kasihan Bung Tomo dan Bung Karno kalau beliau-beliau tahu hal ini.
Kedua, melibatkan klub Persija. Baik itu Persija ISL maupun Persija IPL !
Kalau saja Bang Iswadi Idris masih hidup tentu beliau akan sedih sekali.
Ketidaktegasan aparat maupun pengelola stadion dalam mengendalikan massa di dalam
stadion perlu dipertanyakan. Kalau di luar stadion mungkin saja mereka tak berdaya karena
begitu konflik persoalannya. namun setidak-tidaknya di dalam stadion harus dibenahi dulu.
Ada beberapa yang harus dibenahi. Pertama, jangan biarkan penonton membawa air
mineral berbentuk botol. Hal ini akan memicu mereka melempar siapa saja yang mereka inginkan.
kedua, jangan biarkan penonton membawa petasan maupu kembang api. hal itu akan membuat
stadion penuh asap dan menggangu jalannya pertandingan.Ketiga, jangan biarkan penonton
membawa senjata tajam atau sejenisnya yang jelas-jelas tidak ada kaitannya dengan sepakbola.
Keempat, jangan pernah sekalipun memakai kaos yang serupa warna dengan lawan kita.
hai ini akan membuat salah pengertian diantara para penonton.
Apabila hal-hal bisa dijalankan dengan baik dan benar semoga kerusuhan-kerusuhan tidak
terjadi lagi. Semoga!
kini ditambah lagi oleh "oknum" supporter yang tidak bertanggung jawab. Di Liga ISL saat
Persija jumpa Persib di Jakarta, korban sudah berjatuhan. Kini di Liga IPL waktu Persebaya
menjamu Persija, hal serupa terjadi lagi.
Disengaja atau tidak, ada dua hal lucu pada kejadian ini. Pertama, peristiwa yang mengenaskan
itu terjadi di stadion Gelora. Baik itu Stadion 10 November maupun Stadion Bung Karno !
Kasihan Bung Tomo dan Bung Karno kalau beliau-beliau tahu hal ini.
Kedua, melibatkan klub Persija. Baik itu Persija ISL maupun Persija IPL !
Kalau saja Bang Iswadi Idris masih hidup tentu beliau akan sedih sekali.
Ketidaktegasan aparat maupun pengelola stadion dalam mengendalikan massa di dalam
stadion perlu dipertanyakan. Kalau di luar stadion mungkin saja mereka tak berdaya karena
begitu konflik persoalannya. namun setidak-tidaknya di dalam stadion harus dibenahi dulu.
Ada beberapa yang harus dibenahi. Pertama, jangan biarkan penonton membawa air
mineral berbentuk botol. Hal ini akan memicu mereka melempar siapa saja yang mereka inginkan.
kedua, jangan biarkan penonton membawa petasan maupu kembang api. hal itu akan membuat
stadion penuh asap dan menggangu jalannya pertandingan.Ketiga, jangan biarkan penonton
membawa senjata tajam atau sejenisnya yang jelas-jelas tidak ada kaitannya dengan sepakbola.
Keempat, jangan pernah sekalipun memakai kaos yang serupa warna dengan lawan kita.
hai ini akan membuat salah pengertian diantara para penonton.
Apabila hal-hal bisa dijalankan dengan baik dan benar semoga kerusuhan-kerusuhan tidak
terjadi lagi. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar